Tugu Kilometer Nol: Tugu Kilo Meter Nol terletak di lintang: 05
0 54’ 21.42” LU, bujur: 95
0 13’
00.50” BT berada dalam areal Hutan Wisata Sabang di Ujung Ba`u,
Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang. Berhubung lokasinya di kawasan hutan
wisata tidak mengherankan jika jalanan menuju tugu nol kilometer sangat
sepi dan tentu saja banyak pepohonan. Pengunjung terbanyak tugu 0 km
adalah gerombolan monyet nakal, sebaiknya tidak membawa tas karena saya
sudah merasakan betapa mengerikannya punya fans monyet-monyet nakal.
Tugu Kilometer Nol di bangun pada ketinggian 43,6 m di atas permukaan
laut (dpl), menjulang setinggi 22,5 meter, berbentuk lingkaran berjeruji
dengan cat centil berwarna putih dan orange.
Tugu 0 km Sabang, Aceh
Sebuah prasasti marmer hitam menunjukkan posisi geografis tempat ini,
di dinding bangunan juga tertempel prasasti peresmian tugu yang
ditandatangani oleh Wakil Presiden saat itu, Bapak Try Sutrisno. Hanya
begini saja?? Mana NOL-nyaa?? Kami berputar-putar mencari sesuatu yang
menunjukkan angka nol dan ternyata tarr-raaa…. Angka NOL berada di
puncak tugu bersama dengan lambing burung Garuda yang warnanya sudah
memudar. Pepohonan rimbun yang berada di sekeliling tugu cukup
menyulirkan untuk melihat angka NOL tersebut, apalagi warna langit saat
itu juga kelabu. Di seberang jalan tugu 0 km juga terdapat sebuah batu
penanda jarak bertuliskan KM0.
Waktu terbaik berkunjung ke Tugu 0 km adalah saat matahari terbenam,
dengan catatan cuaca cerah. Obyek wisata ini sebenarnya cukup indah, di
bawah pepohonan rindang kita bisa memandangai laut lepas. Namun
sepertinya tidak ada pegawai yang bertugas menjaga kebersihan dan
keamanan pengunjung dari monyet. Jika anda ingin membuat sertifikat
pengunjung 0 km mintalah bantuan kepada pemandu/sopir anda, sertifikat
baru bisa di ambil keesokan harinya. Jika anda mengunjungi Tugu 0 km
menggunakan motor ada baiknya bersama teman, karena tempat ini sangat
sepi. Kalo takut bisa minta temenin tentara yang berjaga di pos TNI
tidak jauh dari Tugu 0 km
view dari iboih inn resort
Iboih (di baca Iboh): Iboih merupakan tempat terbaik
untuk menghabiskan waktu anda di Pulau Sabang. Di Iboih anda bisa
menikmati wisata pantai (berenang, snorkeling, atau sekedar duduk
memandangi keindahan lukisan alam sambil ngopi cantik), wisata alam di
hutan Iboih dan lokasi Iboih berdekatan dengan Pulau Rubiah tempat
terbaik untuk snorkeling dan diving. Penginapan, tempat makan,
transportasi cukup mudah diperoleh. Di Taman Laut Iboih terdapat
larangan terhadap penangkapan ikan dan biota laut, yaitu dilarang:
pengeboman, menggunakan compressor, jaring, pukat jepang, pukat malam,
senjata tembak, mancing ngintip, penangkapan ikan hias, pematahan karang
dan pengambilan biota laut. Ditetapkan pula hari pantangan ke laut.
Mulai Kamis jam 19:00 WIB hingga Jumat jam 14:00 WIB, Hari Raya Puasa
dan Haji selama 24 jam, Kenduri Laot tiga kali 24 jam, hari peringatan
tsunami dan ulang tahun kemerdekaan RI mulai jam 6 pagi sampai 12
siang..
Pulau Rubiah:
Pulau Rubiah terletak di depan pantai Teupin Layeu dan Iboih, tersedia
perahu untuk menyeberang ke Pulau Rubiah dengan tarif yang disesuaikan
dengan kebutuhan, keliling pulau atau hanya di antar-jemput. Nama Rubiah
di ambil dari nama salah satu calon jemaah haji yang meninggal saat
kapal yang akan menuju ke Mekah karam. Pada tahun 1920-an pulau ini
menjadi tempat karantina calon jamaah haji Indonesia. Di Pulau Rubiah
terdapat rumah makan sederhana, setelah tenaga terkuras untuk snorkeling
di spot pertama kami menambah tenaga dengan makan mie. Pemilik pulau
Rubiah adalah Bapak Yahya dan Pemda Sabang, keren banget bisa punya
pulau seindah ini. Bungalow yang dimiliki Pak Yahya merupakan pemberian
seorang pengawas perdamaian Aceh, beliau di minta untuk merawat 2
bungalow tersebut. Tidak ada listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara
(PLN). Hanya ada generator yang dihidupkan sejak pukul 19.00 hingga
00.00 WIB. Pemerintah Indonesia telah menentukan daerah perairan ini,
sekitar 2600 hektar sekitar pulau Rubiah sebagai daerah special nature
reserve. Semoga selalu terjaga keindahannya, Selain
berenang, snorkeling, duduk cantik dan trekking ringan, Pulau Rubiah
juga terkenal sebagai tempat menyelam. Bagi pecinta diving bisa
menggunakan penyedia jasa diving
http://www.rubiahdivers.com |
http://www.lumbalumba.com (di
sebuah forum ada yang curhat katanya kurang recommended untuk orang
lokal, bule oriented. Entahlah… saya sendiri tidak bisa dan tidak punya
lisensi diving)
Underwater Pulau Seulako
Pulau Seilako: Pulau Seulako berdekatan dengan pulau
Rubiah, letaknya dibagian arah selatan Rubiah. Pulau ini memiliki
Topografi dibawah lautnya sedikit miring dengan kepala karang dan batuan
vulkanik di perairan dangkal pada umumnya. Namun yang menarik disini
ada bekas kapal perang bom Jepang yang karam saat perang dunia kedua.
pada kedalaman 20 meter disisi tengah bagian timur pulau yang dapat
diamati dengan sensasi yang berbeda dengan lokasi-lokasi dive lainnya.
Cahaya matahari disini sangat indah pada pagi sampai tengan hari sangat
cocok untuk melakukan dive.
Mancing di Pulau Rondo Aceh
Pulau Rondo: Pulau Rondo sejatinya adalah pulau
terluar Indonesia, mungkin titik 0 km lebih tepat berada di sini
daripada di Sabang. Jarak Pulau Rondo dengan Kota Sabang 15,6 km, dapat
dicapai dengan kapal motor dari Iboih sekitar 1,5 jam atau 2 jam dari
Kota Sabang. Pulau Rondo termasuk dalam wilayah administrasi Kelurahan
Ujung Ba’u, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang. Pulau ini tidak dihuni
secara tetap, tetapi secara bergantian oleh Marinir dan petugas jaga
mercusuar. Pulau Rondo menjadi lokasi mancing favorit wisatawan pecinta
mancing, berbagai jenis ikan banyak ditemukan di pulau yang menjadi
pertemuan arus dari utara dan selatan. Foto:
AntaraFoto
Pantai Gapang, Sabang
Pantai Gapang: Gapang berasal dari nama pohon yang
berjejer di tepi pantai, pohon Gapang. Pantai ini terletak tidak jauh
dari Iboh, sekitar 18 KM dari Kota Sabang. Fasilitas di pantai ini cukup
lengkap, tersedia resort, restoran,
dive shop, toko souvenir
bahkan jika anda lupa membawa kamera underwater tersedia juga jasa
penyewaan kamera underwater. Seperti juga di Iboih dan Rubiah, pantai
Gapang juga memiliki spot-spot bagus untuk snorkeling dan diving.
Pasirnya yang halus sangat nyaman untuk jalan-jalan di tepi pantai atau
sekedar duduk di batang kayu atau mungkin main ayunan. Sayang sekali
kami hanya sebentar saja menikmati ketenangan permukaan air pantai
Gapang yang berwarna hijau tosca, karena hujan yang teramat deras
mengaburkan keindahan pantai.
Pantai Teupin Layeu
Pantai Teupin Laye dan Teupin Sirkui: Pantai Teupin
Layeu dan Teupin sirkui berada di Iboih, sekitar 22 Kilometer dari Kota
Sabang .dapat ditempuh menggunakan kendaraan umum dari pelabuahan
Balohan selama 40 menit atau 30 menit dari Kota Sabang. Jarak kedua
pantai ini hanya sekitar 100 meter, di kedua pantai ini kita bisa duduk
santai di bawah pohon rindang memandangi pantai tenang dan pulau Rubiah.
Di pantai Teupin Layeu terdapat Pusat Informasi Wisata Teupin Layeu
View, rumah makan, toko penyewaan alat selam dan
Snorkling, dermaga untuk menuju pulau rubiah, iboih, seulako dan rondo. Jika malas basah-basahan anda bisa menyewa
Bottom Glass
Boat untuk melihat pemandangan taman laut sabang.
Menikmati Pantai Sumur Tiga Sabang
Pantai Sumur Tiga: Nama Pantai Sumur Tiga berasal
dari keberadaan tiga sumur air tawar yang terdapat di sepanjang pantai.
Pantai ini menjadi favorit saya selama di Sabang, karena di Pantai Sumur
Tiga ini saya bisa menikmati pantai dengan sangat santai, happy dan
merasa aman. Pasir pantai yang halus berpadu mesra dengan bebatuan di
bibir pantai, air laut yang jernih dan segar dihiasi ombak kecil yang
tak henti-hentinya berkejaran, seolah belum cukup semua keindahan itu di
sepanjang pantai nyiur kelapa melambai-lambai meniupkan angin
sepoi-sepoi. Awalnya saya hanya berjalan-jalan sendirian, memanfaatkan
batu sebagai tripod agar saya bisa bernarsis ria, hingga akhirnya
teman-teman saya menyusul dan memutuskan untuk…. NYEBUUURR!!! Warna
langit saat senja menambah kecintaan saya akan pantai sumur tiga.
Menjemput Pagi dan Mengantar Senja di Pantai Sumur Tiga, Sabang
Gua Sarang Sabang, Foto Bappeda Sabang
Gua Sarang: Terdapat beberapa gua alami di pantai
barat Pulau Weh yang terletak berseberangan dengan Hutan Wisata Iboih.
Gua-gua ini menghadap ke samudra dan dihuni bermacam burung, kelelawar,
dan ular. Menjelajahi tempat ini dengan menggunakan perahu harus
didampingi oleh penduduk lokal karena lokasi yang cukup sulit dijangkau,
dan berbahaya, terutama antara bulan Mei dan September saat musim angin
Barat. Kondisi ini sangat menantang bagi pencinta gua. Goa Sarang hanya
dapat dicapai dengan berenang atau dengan perahu di pada saat air
surut. Goa Kamprek adalah tiga gua kecil yang berjarak beberapa ratus
meter
Pantai Kasih, Sabang
Pantai kasih: Pantai Kasih
merupakan pantai berpasir putih yang letaknya dekat dengan pusat Sabang.
Waktu terbaik menikmati pantai kasih adalah saat matahari terbenam.
Foto:
Forum Indonesia Tourism
Pantai Ujung Paneh: Informasi mengenai pantai Ujung
Paneh sangat amat sedikit, hanya disebutkan bahwa pantai Pantai Ujung
Paneh terletak di Iboih sekitar 26 km dari Kota Sabang, di pantai ini
terdapat satu penginapan, tidak ada fasilitas rumah makan atau Cafe.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di pantai ini adalah berenang dan
snorkling.
Pantai Anoi Itam: Pantai ini berada tidak jauh dari
pelabuhan, sesuai dengan namanya pantai Anoi Itam merupakan pantai
berpasir hitam khas pasir vulkanis. Tak heran, Pulau Weh memang memiliki
gunung berapi kecil yang tengah aktif di tengah-tengahnya. Pantai Anoi
Itam memiliki pemandangan yang indah, serta beberapa benteng peninggalan
Jepang yang masih terjaga kelestariannya. Benteng-benteng inilah yang
dulu menjadi pusat pertahanan Jepang terhadap serangan musuh dari laut
dan udara.
Anoi Itam dan Cok Beu: Dengan jarak tempuh kurang
lebih 10 kilometer yang dimulai dari Anoi Itam sampai dengan Cok Beu
lokasi ini sangat cocok untuk wisata sepeda gunung, melewati
perkampungan dan wilayah hutan yang terdapat disekitar lokasi wisata.
Sambil mendayung sepeda dengan menaiki dan menuruni lereng berbukit,
wisatawan juga bisa menikmati pemandangan yang tak kalah meneriknya,
satwa liar misalnya, seperti (burung srigunting, babi hutan, dan monyet
ekor panjang) menjadi daya tarik tersendiri jika berwisata sepeda gunung
dikawasan wisata ini.
Danau Aneuk Laot
Danau Aneuk Laot:
Danau yang cukup besar ini merupakan sumber air tawar sekaligus PLTA
bagi seluruh pulau. Anda bisa menikmati pemandangan danau ini dari dalam
kendaraan, karena jalannya meliuk di salah satu sisi danau. Atau, Anda
juga bisa turun ke tepian danaunya untuk melihat aktivitas warga
memancing dan mengurus tambak ikan air tawar. Foto diambil dari
Presiden-SDM
Air Terjun Pria Laot, Foto: Bappeda Kota Sabang
Air Terjun Pria Laot: terletak tidak jauh dari Pria
Laot jalan menuju Kel. Iboih. Perjalanan menuju air terjun Pria Laot
bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 1,7 Km dengan melalui sungai
yang ada disekitar jalan. Air terjun ini berasal dari aliran sungai Pria
Laot yang bersumber dari Danau Aneuk Laot. Air terjun Pria Laot sangat
indah, selaras dengan rimbunan pohon yang mengelilinginya. Tinggi air
terjunnya hanya sekitar 10 meter, sehingga percikannya tak terlalu
deras. Anda bisa berenang santai di kolam persis di bawah air terjunnya,
serta menikmati ‘fish spa’ alami di pinggiran kolamnya. Satwa liar yang
bisa diamati seperti burung, babi hutan dan kelelawar. Sungai dari
aliran air terjun Pria Laot dimanfaatkan masyarakat disekitar desa untuk
mencuci pakaian dan mandi.
Monkey Road: Sesuai namanya, ini adalah jalur di
mana Anda bisa menemukan spesies monyet sepanjang jalan. Monyet-monyet
liar inilah yang akan menuntun Anda menuju Tugu Nol Kilometer yang
berada di sebelah utara Pulau Weh. Anda bisa memberi mereka makanan
berupa pisang atau kacang, namun berhati-hatilah karena banyak pula babi
hutan yang berkeliaran sepanjang jalan.
Pemandian air panas Keuneukai: Terletak di sebelah
selatan Pulau Weh pemandian air panas Kaneukai akan menjadi tempat yang
cocok setelah berkeliling Sabang untuk melemaskan otot-otot yang letih.
Air panas ini berasal dari gunung berapi yang terletak di tengah-tengah
Pulau Weh.
Gunung Api Jaboi, Foto: Bappeda Kota Sabang
Gunung Api Jaboi: berjarak kurang lebih 15 Km dari
pusat kota dan berlokasi di Jaboi Kec. Sukajaya dengan luas area 450 m.
Potensi yang menjadi daya tarik tersendiri seperti kawah belerang, hutan
rotan dan satwa liar (burung, monyet, babi hutan).
Hutan Wisata Iboih: Terletak di Kelurahan Iboih,
memiliki luas kawasan 1.300 Ha dan juga merupakan daerah Konservasi.
Dengan jenis hutan hujan tropis yang masih tinggi kerapatannya sehingga
memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Hutan wisata ini
memiliki keanekaragaman satwa seperti burung, monyet, ular, babi hutan,
reptil. Bagi para pencinta burung, hutan ini bisa dijadikan tempat untuk
pengamatan burung seperti Nicobar Pigeon, Srigunting, Beo, dan
lain-lain. Selain untuk pengamatan burung, hutan hujan tropis yang ada
dikawasan Iboih ini bisa dikembangakan menjadi wisata jungle trakking
untuk para wisatawan pencinta alam.